klikdaftar isi

27 Sep 2008

Aneka Metode Khitan

Sirkumsisi (circumcision) dapat 

dilakukan dengan cara 

tradisional dan medis, di dalam dunia kedokteran, ada beberapa langkah yang 

dilakukan ketika melakukan sunat:


Pertama-tama mengiris kulit di bagian punggung penis (dorsumsisi). Ini dilakukan untuk mengeluarkan ujung bagian dalam penis. Kedua, mengiris kulit kulup yang mengelilingi penis (sirkumsisi). Dengan begitu, penis jadi terbuka. Setelah itu menjahit luka irisan tersebut agar penyembuhannya berlangsung cepat dan tidak timbul komplikasi.
Selain cara klasik di atas, masih ada banyak cara untuk menyunat. Di antaranya adalah:

Cara kuno


Dengan menggunakan sebilah bambu tajam. Para bong supit alias mantri s
unat langsung memotong kulup dengan bambu tajam tersebut. Namun cara ini mengandung risiko terjadinya perdarahan dan infeksi, bila tidak dilakukan dengan steril.


Metode cincin


Dicetuskan oleh oleh dr. Sofin, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, dan sudah dipatenkan sejak tahun 2001.
Pada metode ini, ujung kulup dilebarkan, lalu ditahan agar tetap meregang dengan cara memasang semacam cincin dari karet. Biasanya, ujung kulup akan menghitam dan terlepas dengan sendirinya. Prosesnya cukup singkat sekitar 3-5 menit.


Metode mangkuk.

Metode ini lebih cocok dilakukan untuk balita atau anak yang memiliki pembuluh darah pada kulup lebih kecil dari ukuran normal.

Metode lonceng.

Di sini, tidak dilakukan pemotongan kulup. Ujung penis hanya diikat erat sehingga bentuknya mirip lonceng. Setelah itu, jaringan akan mati dan terlepas dengan sendirinya dari jaringan sehat. Hanya saja metode ini waktu yang cukup lama, sekitar dua minggu. Alatnya diproduksi di beberapa negara Eropa, Amerika, dan Asia dengan nama Circumcision Cord Device.

Dengan laser CO2.

Fasilitas Laser CO2 sudah tersedia di Indonesia. Salah satunya, di Jakarta. Laser yang digunakan adalah laser CO2 Suretouch dari Sharplan. Berikut tahapan sunat dengan laser tersebut:
setelah disuntik kebal (anaestesi lokal), preputium ditarik, dan dijepit dengan klem. Laser CO2 digunakan untuk memotong kulit yang berlebih.Setelah klem dilepas,kulit telah terpotong dan tersambung dengan baik, tanpa setetes darahpun keluar. Walaupun demikian kulit harus tetap dijahit supaya penyembuhan sempurna. Dalam 10-15 menit, sunat selesai. Cara sirkumsisi seperti ini cocok untuk anak pra-pubertal, namun kurang cocok untuk dibawa-bawa kelapangan misalkan pada khitan masal, karena disamping alat ini mahal dan berat dalam pengoperasiannya mutlak memerlukan jaringan listrik.



Metode ini mirip metode laser. Bedanya terletak pada pisaunya yang terbuat dari benang logam yang lurus (kencang) dan tajam. Bila laser mempergunakan sinar untuk mendapatkan energi panas, pada flashcutter dimunculkan oleh mata pisaunya itu sendiri. Jika laser membutuhkan energi listrik dari PLN untuk menghidupkan generatornya, Namun Flashcutter langsung dapat hidup (tanpa PLN) karena didalamnya sedah terdapat energi dari rechargeable battery buatan Matshusita Jepang yang cukup handal. Jika dibandingkan dengan laser harganya jauh lebih ekonomis, namun untuk khitan hasilnya dapat dikatakan tidak ada perbedaan berarti.

Flashcutter pertamakali diluncurkan di Indonesaia th2006 oleh Uniceff Corporation. Cara pemotongan pada khitan (circumcision) sama seperti mempergunakan pisau (digesek, diiris). Dalam hitungan detik preputium terpotong dengan sempurna, (tanpa pendarahan, dan dengan luka bakar sangat minimal). Dalam metode ini biasanya pasien dalam kondisi normal dapat sembuh antara 3 sampai 5 hari saja. ( Baca juga “Cara Khitan Dengan Flashcutter” )

Khitan metode Electrocautery

Metode pemotongan dengan solder panas ini sempat booming beberapa tahun belakangan ini, masyarakat awam menyebutnya khitan laser. Sebagian dokter dan beberapa pemerhati mengatakan "khitan laser palsu". Metode pemotongan elektrokauter inipun mutlak membutuhkan energi listrik (PLN) sebagai sumber dayanya. Namun belakangan ini metode elektrokauter ini banyak mendapat sorotan karena :
- Dapat menimbulkan luka bakar yang cukup serius.
- Tidak praktis karena mutlak membutuhkan jaringan listrik (PLN)
- Jika ada kebocoran (kerusakan) alat, dapat terjadi sengatan listrik yang sangat berbahaya bagi pasien maupun operator.

Tidak ada komentar: